Superman Is Dead - Tiga Perompak Senja

Rabu, 06 Maret 2019

Hokay....Kali ini saya ingin mengulas album terbaru Superman Is Dead di akhir tahun 2018 kemarin yakni Tiga Perompak Senja. Yak, ini album ke 6 SID bareng major label Sony Music, atau mungkin sekitar 9 album full dan 1 kompilasi yang sudah rilis sejak mereka berdiri di tahun 1995  First of all, kenapa saya beberapa kali mengulas band ini ? Pertama ya karena mereka satu asal dengan saya : Bali, kedua mereka tidak jauh beda angkatan kelahiran dengan saya, ketiga, karena influens musik mereka sama persis dengan saya : Ramones, Rancid, Green Day, Sosial Distortion, Tiger Army dan berbagai band punk rock, dan yang keempat, mereka tetap idealis walaupun berada di label besar, satu2nya yg saya tidak suka dari mereka adalah their drinking (alcohol) habit & vape, tapi tetap mereka salah satu band favorit saya
Ok kembali ke judul, album tiga perompak senja ini sepertinya kontrak album terakhir mereka dengan Sony Music, setelah ini apakah kontraknya diperpanjang atau SID mau kembali indie ? kita tunggu saja, , 
Sayangnya album ini dirilis hanya dalam format online streaming di beberapa situs musik online seperti Joox, i tunes, spotify dan langit musik, bagi saya sebagai kolektor rilisan fisik album band, perilisan album SID ini jelas seperti ada yang kurang, mungkin pihak Sony menganggap merilis cd band jaman sekarang sudah tidak menguntungkan lagi karena toko2 kaset & cd kebanyakan tutup
Pertama kali denger lagu ini, selintas nada-nadanya cukup akrab ditelinga saya yang terbiasa dicekoki musik punk, namun kalau ada yang bilang album ini seperti album nostalgia, nostalgia apanya, bagi saya musiknya ngga jauh beda dengan musik di album2 sebelumnya, hanya liriknya yang terkesan lebih nyantai, dibanding album sebelumnya Sunset di tanah anarki yang banyak bicara politik 

Ada 11 lagu di album ini : "Ride the wildest"  , Lagu buat yang hobi naik motor kemana-mana, mungkin ada hubungan juga dengan hobi personilnya yang suka naik motor dan sepeda gayung, "Aku Persepsi, lagunya kenceng khas punk melodic, liriknya puitis menyiratkan kehidupan yang tidak sempurna, lagu ketiga " Puisi cinta para perompak" memiliki intro yang khas, awali permainan drum si jerink, disusul permainan bass Eka, mengingatkan saya model lagu punk milik Green Day " She", lagu ini salah satu favorite saya, lagu yang menyenangkan dengan melodi pada reffrain yang khas, lagu ke empat " Ocean Horror" mengingatkan saya pada lagu Afterlife nya Avenged Sevenfold dari cara pengambilan reffnya, dengan ketukan drum melodic, liriknya berkisar tentang pencemaran laut oleh umat manusia, lagu ke lima " Berandal 2 milyar"seperti menggambarkan orang yang tidak bisa dewasa karena keasikan menikmati kehidupan duniawi, lagu ke tujuh " Nostalgia" ditulis sang Bassis, Eka Rock, memiliki irama yang melodius, sejajar dengan lagu water not war di album sunset
tanah anarki, " Teriakan kemenangan" lagu ke 8 menunjukan kekonsistenan SID dalam menolak reklamasi teluk benoa dan perlawanan atas kerusakan alam oleh investor & penguasa, selanjutnya lagu ke 9 " Tentang Tiga" lagu favorite saya, tentang pengalaman mereka bermusik hingga bertahan sampai dengan saat ini, lagu ini sangat kental irama rockabilly ala tiger army, sangat mengasikan,,,,," Company Misery" menurut saya seperti lagu tentang usaha untuk melupakan kesedihan, " Demi Angkasa" lagu dengan formula yang sama seperti lagu Menuju temaram di album angel and the outsider, " Batas cahaya" lagu terakhir adalah single yang pertama dirilis , ini tentang perlawanan juga
Demikian sekilas persepsi saya tentang tentang album SID yang terbaru,,silahkan denger dan nkmati sendiri


[get this widget]