GHOSTUT ACOUSTIC VOL 1

Senin, 19 Februari 2018


Yak, ini adalah album akustik pertama saya di tahun 2017 yang akhirnya berhasil saya rekam dengan bersusah payah dengan bantuan seorang teman, Gung harley di studio miliknya. Album akustik ini merupakan obsesi saya sejak dulu yang ingin memiliki album pribadi dari lagu-lagu ciptaan sendiri, dimainkan sendiri, di rekam sendiri, bikin sampul sendiri dan diedarkan sendiri...DIY total.
Ada 6 track lagu dialbum ini...memang masih sangat jauh dari sempurna, but who cares..
Mayoritas lagu-lagu tersebut memang versi akustik dari lagu-lagu lama yang pernh saya buat untuk band punk saya dulu, KARBURATOR, kecuali satu track yang saya ciptakan belakangan karena ada unsur tema pekerjaan saya sekarang. Yang penasaran bisa cek diyoutube, nih alamatnya https://youtu.be/sV9hK1dh77c


[get this widget]

Bomb City (2018)

Ini adalah review bebas tentang salah satu film yang saya tonton baru-bharu ini, judul filmnya adalah BOMb CITY. Kenapa saya tertarik mengulas film ini?, yang jelas karena ada kaitan dengan musik Punk atau Punk Rock sebagai sebuah subculture di amerika serikat. Ok kita mulai..

Film Ini merupakan kisah nyata tentang sebuah komunitas punk di Texas, Amerika Serikat sana, tepatnya di daerah Amarillo, dengan sentral figurnya seorang Punk Rocker bernana Brian Deneke. Brian ini merupakan salah satu pelopor punk rock di daerah sana yang atas inisiatif bersama beberapa rekan sesama penyuka punk rock mendirikan sebuah komunitas yang khusus menampung para pemuda yang memiliki pandangan sama khususnya di dalam hal musik punk, dan sebagai tempat berkumpul, mereka menyewa sebuah rumah yang disulap menjadi lokasi pentas band-band punk sekitar.
Seperti halnya komunitas punk diseluruh dunia, punk rocker kota amarillo ini pun karena dandanan khas punk yang urakan seperti sepatu boot, rambut mohawk atau skinhead, jaket kulit, tattoo, piercing dan terkesan lusuh, sering mendapat ejekan, cemoohan, hinaan dari lingkungan sekitar khusunya dari para pemuda atlet football kota itu, bahkan seringkali kekerasn fisik.
Puncaknya adalah saat para pemuda penggemar football yang menjuluki dirinya The Preps karena terpengaruh minum-minuman keras, menyerang markas para punk rocker yang saat itu sedang bersantai. Provokasi oleh para pemuda kaya, para atlet footbal yg juga dijuluki the jock s itu memicu tawuran antara punk rocker versus the preps. Dengan jumlah punker yang lebih sedikit dibandingkan the preps berakibat tewasnya Brian Deneke, akibat tabrak lari oleh seorang atlet football bernama Dustin Camp saat tawuran tersebut.
Hal yang ironis adalah tewasnya Brian tidak menyebabkan Dustin camp menerima hukuman, alih2 menerima hukuman penjara, denda yang harusnya dibayar pun dibatalkan pengadilan, dengan dalih tewasnya Brian Deneke tersebut dianggap wajar oleh hakim hanya karena dia seorang punker yang dianggap lebih rendah kastanya hanya karena penampialn pun yang lusuh, dibandingkan dengan Dustin camp yang seorang atlet football, berasal dari keluarga kaya, dan terpelajar.
Kasus ini menjadi mendunia karena aksi solidaritas yang dilakukan oleh seluruh punk rocker se amerika mengadakan berbagai macam tribute untuk mengenang Tewasnya Brian Deneke, yang merupakan simbul perlawanan kaum marjinal terhadap kaum kapitalis di amerika.https://youtu.be/DFziQ3SXFag


[get this widget]